Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ
الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِ
“Sesungguhnya,
batas antara seseorang dengan kesyirikan
& kekufuran adalah meninggalkan sholat.” [HR. Muslim dari Jabir
radhiyallahu’anhu]
Dan sabda beliau shallallahu’alaihi wa sallam,
الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا
وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian
antara kami & mereka
adalah sholat, maka barangsiapa yang meninggalkannya sungguh dia telah kafir.”
[HR. At-Tirmidzi dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallahu’anhu, Shahihut
Targhib: 564]
Tabi’in yang mulia, Abdullah bin Syaqiq rahimahullah
berkata,
كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صلى الله
عليه وسلم لاَ يَرَوْنَ شَيْئًا مِنَ الأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ
الصَّلاَةِ
“Dahulu
para sahabat Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam tidaklah menganggap ada
satu amalan yang apabila ditinggalkan merupakan kekafiran kecuali sholat.”
[At-Tirmidzi, Shahihut Targhib: 565]
Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa meninggalkan sholat
adalah kekufuran yang menyebabkan pelakunya murtad keluar dari Islam, sedang
amalan kekufuran membatalkan semua ibadah, tidak terkecuali puasa. Allah ta’ala
berfirman,
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ
مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Dan
kalau mereka menyekutukan Allah maka terhapuslah amalan yang pernah mereka
kerjakan.” [Al-An’am: 88]
Dan firman Allah ta’ala,
وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ
حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan
barangsiapa kafir dengan keimanan maka terhapuslah amalannya dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang merugi.” [Al-Maidah: 5]
Maka orang yang berpuasa tapi tidak sholat tidak sah
puasanya karena meninggalkan sholat adalah kekafiran yang menghapuskan seluruh
amalan pelakunya (lihat Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Baz rahimahullah, 9/280-281,
Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah, 19/87).
Menebαr Dαkwɑ̈н ̈́ ͂ ͂ ̷̐ ̈́
Semoga Manfaat..
Belum ada tanggapan untuk "Puasa Tidak Sah Jika Tidak Sholat"
Post a Comment